Minggu, 28 Agustus 2011

Bocah Penyelamat di Tanjakan Nagreg

Posted by: Bocah Penyelamat di Tanjakan Nagreg

Bocah Penyelamat di Tanjakan Nagreg. Kehadiran mereka kadang dianggap sebelah mata, apalagi mereka tidak lebih dari sekadar bocah-bocah jalanan. Namun, di tanjakan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mereka adalah penyelamat bagi banyak pemudik.

Setiap musim mudik, bocah-bocah di kawasan tanjakan Nagreg berganti rupa. Mereka bukan lagi anak-anak sekolahan yang sibuk dengan pelajaran.Mereka berganti profesi menjadi tukang ganjal.

Kedengarannya aneh, mengganjal kok ada profesinya. Tapi, begitulah adanya, dan mungkin itu hanya terjadi di tanjakan Nagreg. Inilah tanjakan penuh derita namun penuh berkah bagi bocah-bocah itu.

Keberadaan mereka tidak terlepas dari tanjakan itu sendiri. Nagreg, dikenal sebagai tanjakan maut yang berada di jalur selatan yang menghubungkan Bandung dengan kota-kota di Priangan Timur seperti Garut, Tasikmalaya, atau Ciamis. Tanjakan itu dikenal sangat curam dan berbahaya. Apalagi untuk kendaraan dengan muatan berat.

Melintas di jalur ini tidak hanya membutuhkan keahlian mengemudikan kendaraan yang mapan. Namun juga kondisi kendaraan yang benar-benar prima, terutama kondisi rem tangan yang baik. Kondisi tanjakan yang curam dengan tingkat kemacetan yang tinggi menyebabkan kendaraan harus berhenti di tengah tanjakan itu.

Tidak jarang, terlihat kendaraan yang mundur tiba-tiba tanpa terkendali. Penyebabnya, rem tangan kendaraan itu tidak bekerja optimal. Apalagi ketika kendaraan diisi penuh muatan, entah itu barang atau penumpang. Kendaraan bisa tiba-tiba meluncur ke belakang. Yang terjadi tentu saja, kendaraan itu menubruk kendaraan lain di belakangnya.

Untuk menghindari kejadian seperti itu, kendaraan harus diganjal ketika berhenti di tengah tanjakan. Di sinilah kehadiran tukang ganjal itu sangat dibutuhkan. Bocah-bocah tukang ganjal itulah yang kemudian memberikan jasa ganjalan tersebut.

Kini, dalam musim mudik bocah-bocah itu terlihat ramai berdiri di pinggir jalan menanti kendaraan yang kerepotan menapak tanjakan. Mereka akan setia mengikuti kendaraan kliennya hingga bebas dari tanjakan itu. Mereka sangat cekatan menaruh ganjalan dan mengangkatnya. Mereka juga tahu kapan ganjalan itu dipasang dan kapan dilepas.

Tentu saja jasa mereka tidak gratis. Tapi, untuk jasa itu tidak ada tarif khusus yang diberlakukan. Pengguna jasa hanya perlu memberikan tip semaunya, bisa Rp1.000, Rp2.000, atau bahkan Rp10.000. Semuanya tergantung kerelaan pengemudi.

"Saya kan sekadar iseng jadi tukang ganjal. Berapapun mereka kasih, kami akan terima. Tarifnya adalah ikhlas,” ujar Ujang (7 tahun), pelajar kelas 1 SD yang mengaku selalu beralih profesi setiap musim mudik.

Banyaknya tukang ganjal itu menyebabkan pinggiran jalan menjadi sangat ramai. Karena itu, polisi perlu menertibakannya. Untuk itulah, Polres Bandung terjun ke tengah mereka memberikan pengarahan mengenai kesalamatan di jalan raya.

Karena itu, jangan heran bila terlihat tukang-tukang ganjal yang mengenakan rompi khusus berwarna orange. Mereka adalah tukang ganjal yang sudah dibina polisi dan bekerja secara terkoordinir.

Dengan rompi itu, pengguna jalan diharapkan bisa mengenali bahwa mereka bukan tukang ganjal asal-asalan. Dengan cara itu pula polisi bisa memantau bila terjadi pemerasan terhadap pengguna jalan oleh tukang ganjal.

Terlepas dari semua itu, kehadiran tukang ganjal menjadi warna tersendiri di tanjakan Nagreg. Mereka bisa membantu, bahkan mungkin menjadi juru keselamatan bagi kendaraan-kendaraan yang kerepotan menaklukan tanjakan Nagreg
sumber : http://nasional.inilah.com/read/detail/1769640/bocah-penyelamat-di-tanjakan-nagreg

Contact :
Email: sae3@gmail.com
Visit My website : http://pasangiklanbaris.om-onny.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar